Raziah oh Razia

Apa yang pertama kalian pikirkan saat mendengar kata SMA? Kisah apes di sekolah kah? kisah bahagia waktu berhasil dapet pacar kah? atau kisah pahit nunggu gebetan yang ga kunjung peka? *oke yang terakhir itu curhat*

Bagi gue SMA itu menyimpan milyaran kenangan manis, asem, pahit kehidupan. Ada kisah manis waktu dapet suprise pas ulang tahun, ada kisah asem saat telat, dan ada juga kisah pahit saat akhirnya sang gebetan lulus. Tapi yang paling memorable dari kisah SMA gue adalah R.A.Z.I.A 5 huruf, 1 kata, dan 1 rasa yang boombastis. 

Sekolah gue termasuk sekolah yang bisa dibilang super ketat peraturannya. Sepatu wajib item polos, pake ikat pinggang berlabel sekolah, pake jilbab dari sekolah, pake kaos kaki berlabel sekolah, dan yang paling ga asik adalah: GA BOLEH BAWA HP! Padahal dalam otak gue ketika gue SMP adalah SMA itu bebas, sepatu boleh ada putihnya, dan yang pasti boleh bawa hp. Tapi khayalan tinggal khayalan, gue terdampar di sekolah yang peraturannya sangat ketat, dan mau ga mau gue harus menerima.

Meskipun peraturan ketat dan ada sanksi tegas, itu ga menjamin para siswa tunduk akan peraturan. Banyak siswa yang secara diam-diam melanggar semua peraturan yang ada, termasuk gue. Gue termasuk siswa yang sering melanggar tapi jarang ketangkep. Biasanya waktu sepatu item polos gue habis karena kehujanan  dan tersisa hanya sepatu yang ada putihnya, gue akan berangkat sepagi mungkin kalo perlu gue yang bukain itu gerbang demi terhindar razia pagi. Selain itu karena sekolah gue kalo mau masuk kelas sepatu harus dicopot dan ditaruh di rak depan kelas dan ketika gue pake sepatu yang ga sesuai standard sekolah, gue akan membawa itu sepatu ke dalam kelas kemudian gue simpen di laci meja. Tapi dari sekian banyak jenis razia, ada satu razia yang bisa bikin gue deg-deg serr, iya razia HP! sepatu ketangkep? ga masalah, sabuk ketangkep? beli lagi, hp ketangkep? gue nangis! Seringnya razia membuat para siswa (termasuk gue) menjadi kreatif dalam hal "sembunyi", biasanya mereka akan menyimpan hp di tempat sampah, di rak Al Qur'an, laci meja guru, nitipin hp ke mbak-mbak kantin, dan yang paling extrim adalah nyimpen hp di dalam CD ataupun be ha.

Kata temen gue, gue ini termasuk orang yang bejo dalam hal razia hp. Selama gue bersekolah belum pernah sekalipun hp gue ketangkep razia. Banyak kisah razia yang gue alami yang bikin gue deg-deg an, salah satunya saat gue kelas 12(3 SMA) yang bisa dibilang ini razia paling bikin senam jantung dan paling Lucky. Razia ini diadakan dipagi hari secara dadakan, dan yang bikin deg-deg an adalah ketika guru yang akan merazia masuk, salah satu guru langsung jalan kearah tempat gue duduk, tanpa pikir panjang gue langsung memasukkan hp ke dalam laci yang penuh dengan buku-buku paket (gue ga pernah bawa pulang buku paket, biasanya gue simpen aja di laci meja), dan ketika datang gue langsung masang muka unyu gue, dan yeah ternyata itu guru ngincer hp temen sebangku gue, dan entah kenapa itu guru ga nanyain gue apa gue bawa hp atau tidak, dan langsung menyuruh semua siswa untuk maju ke depan. Dan di sinilah terjadi kehebohan, di mana temen-temen gue yang saking groginya malah tanpa sengaja menjatuhkan hp mereka dan ada yang saking groginya temen gue itu maju ke depan sambil ngebawa tempat pensil yang dia gunakan untuk menyimpan hp, dan yak itu tempat pensil langsung diminta guru. Dan setelah semua siswa maju ke depan, sang guru pun langsung merazia meja-meja dan tas para siswa, kantong-kantong tas dibuka satu persatu, dan laci mejapun tak luput dari razia, dan ketika salah satu guru sampai di meja gue dan tangannya mulai meraba-raba laci meja, gue udah harap-harap cemas, dan..... Wow guru gue ga ngambil hp! saat itu gue lega banget, tapi ga lama kemudian seorang guru lagi datang menghampiri meja gue, dan ketika guru itu mengulurkan tangannya untuk mulai meraba laci, guru gue yang satunya mencegah "Tadi meja itu udah saya periksa pak" dan saat itu gue langsung meneteskan air mata kebahagiaan, HP gue aman! I Love You Pak!

Tapi keberuntungan gue cuma berlaku pada HP dan ga berlaku pada kamera. Iya walaupun ga ada peraturan tertulis dilarang membawa kamera, tapi tetep aja tiap ada razia selalu aja kamera gue disita, entah udah berapa kali gue masuk ruang BK dengan muka melas sembari mengemis belas kasihan dari guru BK dan ga lupa mencari beribu-ribu alasan mulai dari alasan yang masuk akal seperti "kamera buat observasi" sampai alesan absurd kaya "nenek saya ngefans sama mas OB di sini dan doi minta buat ngambil foto mas OB" semua itu gue lakukan agar guru BK mau mengembalikan kamera kesayangan gue itu.

Nah sekiranya begitulah segelintir kisah gue dengan razia, lalu bagaimana razia di sekolah kalian?

 "Tulisan ini diikut sertakan dalam giveaway “sekalian ulang tahun blog, ulang tahun Ichsan dan 2 bulanan buku #AyamSakit"