Kembali Terpuruk

Tahun 2013 udah mau berakhir, ga kerasa? ga kerasa kepala lo botak, setahun itu lama nyet -_-

Ok fokus.

Tahun 2013 itu salah satu tahun yang amazing menurut gue, gimana ga, kita berhasil mematahkan mitos bahwa 2012 itu akan terjadi kiamat, and see? sekarang 2013 dan bentar lagi 2014, dan ini Jum'at terakhir di tahun ini, jadi tahun 2013 itu ga ada kiamat!

Oke balik fokus,

Ditahun 2013 ini gue cukup merasakan manis, asin, asem, dan pahitnya kehidupan. Hidup tanpa merasakan pahit itu bagai makan penyet tanpa sambel, ga hidup dan ga asik, ya meskipun terkadang berat menerima kenyataan pahit itu sih, iya gue juga sempet ngerasain pahitnya kehidupan dan ini untuk ke 3x nya, catet, ke 3x nya!

Jadi tahun ini gue mencoba kembali peruntungan buat masuk ke sebuah Universitas Negri impian gue yang masih se kota sama kampus gue sekarang, yep UNS broo. Entah kenapa sejak SMP tepatnya waktu gue nganterin pakdhe gue buat wisuda pasca di UNS gue langsung jatuh hati dan gue langsung memutuskan "Gue kudu dan wajib kuliah di sini!" suasana Solo yang terkesan asri (aslinya panas) dan suasana kampus yang begitu rindang membuat gue jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Nah tahun kemarin gue belajar sungguh-sungguh dan berusaha menaikkan peringkat gue di kelas, tujuannya? biar gue bisa lolo SNMPTN jalur Undangan dan ga usah repot-repot mikir buat test karena gue tau test SNMPTN itu susah. Makanya gue berusaha mati-matian buat mempertahankan nilai gue, dan alhamdulillah waktu penilaian gue masuk 25 siswa dari siswa IPS yang bisa ikut Undangan, waktu itu gue cukup PD melihat nilai gue yang bisa dibilang cukup bagus kalau dibandingkan temen-temen gue, makanya gue PD mencantumkan jurusan Ilmu Komunikas UNS sebagai pilihan pertama dan jurusan Ekonomi Akuntansi UNS di pilihan ke dua, sedangkan pilihan ke tiga dan ke empat gue ambil di UNNES.

Nah setelah menunggu berbulan-bulan akhirnya tiba juga waktu pengumuman, waktu itu pengumuman dipercepat jadi barengan dengan pengumuman kelulusan, dan waktu itu juga udah banyak temen gue yang heboh karena keterima, sedangkan gue harus masih bersabar karena rumah gue dan sekolah gue itu jauh, dan waktu sampai di rumah sahabat gue si Nero nelpon nyokap gue nanyain hasil SNMPTN gue lulus apa ga, dan dia juga ngasih kabar kalo dia lolos dan keterima di UNNES, waktu itu gue pede dan besar kepala, Nero aja masuk, masa gue kagak? impossible lah *waktu itu* tapi emang Allah selalu bisa buat umat-Nya terkejut, iya gue ga lolos SNMPTN meskipun itu di UNNES. Ya Allah, kenapa gue bisa ga lolos? nilai gue bahkan lebih bagus dari temen gue, di mana yang salah? apa mimpi gue terlalu tinggi? bukankah mimpi memang harus digantungkan setinggi mungkin? jujur waktu itu gue down banget, gue langsung mengurung diri di kamar mencoba memikirkan apa yang udah terjadi. 

Tapi waktu itu gue langsung mencoba untuk bangkit kembali, gue bukan wanita lemah, gue pasti bisa. Iya gue masih bisa mencoba jalur tertulis, dan seperti awal gue kembali menyalonkan diri sebagai calon mahasiswi UNS jurusan komunikasi, dan gue kembali belajar dan berkutat dengan rumus-rumus yang membuat otak gue berdarah, dan hasilnya? Sama! Gue gagal lagi!

Gue kembali down, dan sodara-sodara serta temen-temen gue kembali berusaha membangkitkan semangat gue “wis She, kuliah swasta wae, podo apike, swasta yo akeh sing sukses” kurang lebih begitulah semangat-semangat yang gue dapet dari mereka. Dan akhirnya gue mencoba menerima nasib buat kuliah di Swasta tapi tetep kudu dan wajib di Solo, iya gue udah terlanjur cinta sama Solo, dan di sinilah gue terdampar, disebuah kampus yang ga pernah gue bayangkan dan dijurusan yang ga pernah gue lirik sama sekali, iya gue jadi calon guru bahasa Inggris di sebuah universitas swasta yang mahal syekali. Di awal-awal gue cukup bisa menerima nasib, tapi dipertengahan gue kembali bimbang dan jiwa gue memberontak, iya gue mau nyoba lagi buat daftar di kampus impian gue ya meskipun bukan dijurusan impian gue. Dan dengan memantabkan hati gue kembali mencoba keberuntungan buat masuk di kampus impian gue itu, tapi waktu gue ga ambil komunikasi lagi, kenapa? Karena gue akhirnya nyadar, komunikasi itu susah untuk orang kaya gue yang males mikir, dan akhirnya gue memilih jurusan pendidikan bahasa Indonesia dan BK, gue memilih karena melihat grade yang setidaknya lebih rendah dibandingkan komunikasi, dan kembalilah gue berkutat dengan buku dan rumus yang membuat gue stress tingkat dewa, dan hasilnya? Iya gue lagi-lagi gagal. Kenapa bisa sih? Salah gue apa? Gue udah berusaha mati-matian dan kenapa gue harus kembali terpuruk? Apa ga ada kesempatan buat gue untuk mencicipi pendidikan di kampus impian gue itu?

Ah Allah memang Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan umat-Nya. Iya gue nyadar, apa yang kita rencanakan mungkin memang indah, tapi yang perlu kita tau bahwa rencana Allah itulah yang paling indah dan tentu yang terbaik untuk umat-Nya, iya sekarang gue mulai menerima nasib sebagai mahasiswi calon guru bahasa Inggris di universitas swasta yang mahal syekali, dan gue percaya, inilah yang terbaik buat gue.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Something Special on 2013 by @meifariwis"