about phobia
Pernah
denger kata phobia?pasti pernah kan kalo belum sekarang udah kan?ya kan?ya
kan?ya dong. Kita sering denger kata phobia, tapi sekian dari kita mungkin ada
yang kurang tau apa itu arti dari phobia. Phobia itu merupakan sebuah rasa
takut yang berlebihan kalo dalam bahasa alaynya lebay pada suatu hal atau
fenomena. Kata
“phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari
(fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini memang
dipakai sejak zaman Hippocrates.
menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for
Mental Disorder IV) phobia ada 3 jenis, yaitu:
1. Phobia
sederhana atau spesifik
(Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat
tertutup, ketinggian, dan lain lain.
2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi
sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang
menghindari tempat-tempat ramai.
3. Phobia
kompleks (Phobia terhadap
tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang
seperti ini bisa saja takut keluar rumah.
Nah Phobia sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Yang pada
umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau
pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya
kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa
kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia. Contohnya
seperti phobia gue terhadap orang gila, aneh memang tapi itu nyata. Semua ini
berawal dari kisah gue semasa SMP, waktu itu jam pulang sekolah, karena gue ga
bawa kendaraan pribadi jadi gue memakai jasa bis metromini, dan seperti biasa
gue menunggu sang bis di bawah pohon bringin gede ga jauh dari sekolah gue
(tenang gue bukan kunti atau sejenisnya kok) sewaktu gue nunggu bareng
temen-temen seperjuangan gue tiba-tiba di seberang jalan ada orang pake baju
dekil robek-robek khas orang gila naek sepeda dan berhenti, perasaan gue udah
kaga enak jadi gue ngomong ke temen gue ngajakin mereka buat cabut dari situ
karena ada orang gila, tapi mereka ogah mereka menganggap mana ada sih orang
gila bisa naek sepeda?
Dengan rasa
was-was gue akhirnya diem dan tiba-tiba itu orang tersenyum ke arah kita dan
naroh sepedanya gitu aja dan bersiap buat siap nyamperin gue and the geng. Huaah
langsung gue lari duluan secepat mungkin menuju sekolah dan masuk ke dalamnya,
dan lo tau apa yang terjadi? Itu orang gila selama 15menitan nungguin kita-kita
di depan sekolah busyeett dah lama banget gue nungguin itu orang gila pergi dan
akhirnya mas kenek berhasil mengusir itu orang.slamet slamet. Tapi ini belum
seberapa waktu gue kelas 1 SMA gue pernah dilempar batu sama orang gila di
jalan waktu OTW balik ke rumah untung kaga kena tapi ini membuat gue akhirnya
benar-benar takut sama orang gila bisa-bisa kalo lagi boncengan sama temen gue
trus ketemu orang gila gue pasti bakal meluk kenceng temen gue itu dan nyuruh
buat gas pol ga peduli dah mau macet apa kaga.
Nah jika seseorang yang menderita phobia ketemu sama yg ditakutin, mereka
bakal mengalami gejala seperti beriku:
* Jantung
berdebar kencang
* Kesulitan
mengatur napas
* Dada terasa
sakit
* Wajah memerah
dan berkeringat
* Merasa sakit
* Gemetar
* Pusing
* Mulut terasa
kering
* Merasa perlu
pergi ke toilet
* Merasa lemas
dan akhirnya pingsan
Buat para
penderita phobia, ada cara mengatasi phobia kalian, cekidot:
a. Terapi
berbicara.
Perawatan ini
seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang
bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan
permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau
situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk
mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan
pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran
bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi
perilaku kognitif
(Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali
pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara
praktif yang efektif untuk melawan fobia.
b. Terapi
pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang
mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi
perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara
bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi
yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak
cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan
dengan pengobatan dan terapi perilaku.
c. Menggunakan
obat-obatan.
Penggunaan obat
sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan
terapi bicara saja su
dah cukup
berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia
seperti cemas yang berlebihan. Obat yang disarankan:
1. Antidepresan: obat ini sering diresepkan untuk
mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang
berhubungan dengan sosial (social phobia).
2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang
mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi
kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan
penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat
tersebut berhubungan efek ketergantungan.
3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk
mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah
jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi
kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.
Nah segitu aja
info yang bisa gue share tentang phobia, ini phobiaku, apa phobiamu?
Sumber referensi:
http://catatanmingguanku.blogspot.com
niceeee :D
BalasHapushehe makasih kakak
Hapus